Boneka Online| Boneka Rumput | Boneka Souvenir | Boneka Terbaru | Boneka Unik | Boneka Ultah

.

Jumat, 10 Juni 2011

Musik Tradisional di Ambang Kepunahan


Jakarta - Pengamat kesenian, Marusya Nainggolan, mengatakan, kesenian musik tradisional di Indonesia harus mendapat perhatian serius dari semua pihak sebab beberapa musik tersebut diambang kepunahan

"Kesenian musik tradisional harus segera mendapat pelestarian, jika tidak cepat atau lambat akan tergeser oleh budaya asing," kata Marusya ditemui saat Festival Nasional Kesenian Musik Tradisional Anak 2009 di Jakarta, Minggu (5/7).

Ia mengatakan, negeri ini sangat kaya dengan kesenian tradisional dan hampir setiap suku yang tersebar di nusantara memiliki kesenian khas budaya setempat.

"Kesenian itu harus dilestarikan melalui pengenalan pagelaran atau festival seperti sekarang ini, yakni Festival Nasional Kesenian Musik Anak," kata Marusya yang juga dosen Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

Menurut dia, sejak dini anak-anak agar diperkenalkan dengan kesenian tradisional sehingga mereka tumbuh keinginan untuk mempelajari.

"Selama ini anak-anak secara instan lebih mudah menyerap budaya asing ketimbang budaya tradisional, sebab kemajuan teknologi seperti tayangan stasiun televisi lebih banyak memperkenalkan budaya tersebut," ujarnya.

Dicontohkan, anak-anak akan lebih mengenal cerita Spiderman yang belakangan ini menjadi tokoh idola mereka, dibanding cerita Gatot Kaca.

Padahal kalau cerita tersebut digarap secara visualisasi dengan sentuhan teknologi, cerita itu tidak kalah menariknya dengan tokoh Spiderman.

"Saya berharap dengan kenyataan seperti itu semua pihak harus berupaya melakukan filterisasi budaya asing, yakni memperkenalkan budaya-budaya daerah terhadap generasi muda," katanya.

Sementara di tempat terpisah Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Tjetjep Suparman, mengakui beberapa jenis kesenian tradisional mengalami stagnasi dan ditinggalkan masyarakat pendukungnya.

"Hal itu akibat adanya pergeseran nilai-nilai yang berkembang di masyarakat, sehingga kesenian tradisional menjadi kehilangan makna baik sebagai hiburan, religi maupun fungsi sosialnya.

Oleh karena itu Depbudpar melakukan berbagai upaya pelestarian salah satunya melalui festival tersebut. Bertujuan untuk mendorong minat anak-anak agar lebih mengenal, memahami dan menghargai seni musik tradisional.

Selain itu, kegiatan semacam ini untuk memacu kreativitas seniman khususnya dalam menciptakan komposisi musik untuk anak-anak, serta mengembangkan pemetaan seni musik tradisional di daerah-daerah.

"Festival semacam itu guna mengimbangi kecenderungan generasi muda yang semakin akrab dengan berbagai kesenian populer yang lebih melekat pada budaya asing," kata Tjetjep.

Sumber : www.primaironline.com

HIJAUKAN BUMI KITA !!!

0 komentar:

Posting Komentar